Selasa, 31 Mei 2016

Putih Abu

  Masa SMA itu kayak nano-nano, rasanya macem-macem, tapi paling beda dan paling sedih buat ditinggalin. Aku emang belum lulus, dan masih ada perjalanan kurang lebih 9 bulan lagi, tapi aku memiliki pengalaman SMA yang berbeda dari kalian. Nah, sekarang aku bakal bagi-bagi, yang menurutku beda tuh yang gimana, hehehe.

   Aku sempat bersekolah di SMAT Krida Nusantara Bandung, buat yang gak tau, itu adalah sekolah semi-militer, tapi kita juga belajar seperti anak-anak sekolah lain, sekolah itu pun TERAKREDITASI A, dan berkurikulum 2013, tapi sekarang udah balik lagi, sama kayak sekolah lain. Tiap angkatannya, ada 10 kelas ( bisa 6/7kelas IPA dan 3/4 IPS) tapi ada juga yang 9 kelas, semuanya kembali lagi ke peraturan sekolahnya, kami belajar, menuntut ilmu, mengerjakan tugas hingga larut malam, sama seperti anak-anak sekolah lain. Tapi ada yang berbeda. Pertama kali datang, kami akan ditimpa dengan yang namanya BASIS selama 3 Bulan, dengan BINJAS dari TNI AD. Itu salah satu masa terlelah sih, kami harus olahraga bahkan dari shubuh, pulang sekolah, dan bahkan setiap perpindahan tempat kami berlali, yang sebenarnya bikin betis bengkak banget, hahahaha. Kami dituntut untuk jadi disipilin dalam segala hal, terutama urusan waktu, kami diajari untuk menghargai waktu yang kami punya, jika kalian terbiasa lelet dalam melakukan segala hal, dan terbiasa menyepelekan ketertinggalan waktu, maka, disitu kalian akan kesusahan banget. Selama 3 bulan itu, kami terus mengulang fase yang seperti itu, banyak yang kekurangan berat badan, kulit menjadi terbakar matahari, harum menjadi tak enak karena dibanjiri keringat terus, dan hobiku disana bertambah, yaitu jadi suka tidur. Entah mengapa, saat disana, aku selalu saja ingin tidur. Dikelas, di ruang makan, di masjid, bahkan diaspal pun aku bisa tidur, pokoknya dimanapun hahahaha. Karena saking capeknya sih, ditambah lagi cuaca disana dingin gitu, apalagi dikelas. Alasan aku capek ya karena itu, setiap pergerakan butuh lari, sambil bernyanyi juga, tenggorokan capek, badan remuk, kaki pegel, satu paket deh pokoknya. Dan tiap shubuh, kami harus ke masjid pukul 04.00 atau kurang, jadi kadang, sampai disana pun, ada yang shalat tahajud, baca qur'an, tapi waktu 3 Bulan itu, kami pakai untuk tidur lagi. Rasanya lelah banget soalnya, walaupun basis angkatanku katanya gak sebanding sama yang sebelumnya, gak kebayangkan abang teteh yang dulu kayak gimana? Ya seenggaknya, ada satu kesakitan yang pernah kami rasakan bersama-sama. 


   Tapi dari kelelahan itu, kita jadi belajar apa pentingnya arti kebersamaan, arti keluarga karena selama 3 Bulan itu kita lost contact sama keluarga. Dan akhirnya disanalah, kita bertemu dengan keluarga yang baru, teman-teman seangkatan. Aku dituntut untuk hafal semua nama angkatan, dan itu udah jadi hal biasa, karena selain itu, aku juga harus menghafal nama abang dan teteh kelas 2 dan 3. Disana kami dituntut KORSA alias Komando Satu Rasa. Apapun yang dilakukan, harus demi kepentingan bersama, gaboleh apatis alias egois dan mementingkan diri sendiri, kita juga gaboleh watak alias malas atau mengedepankan watak kita sebenarnya yang malas, karena disana harus benar-benar kuat, secara mental dan fisik. Berpakaian, makan, semuanya ada hitungannya, aku gaakan cerita semua, tapi kira-kira begitulah.   
 

Merekalah keluargaku saat aku masih disana, dan akan tetap menjadi bagian dari masa-masa indahku, dan juga bagian hidupku sampai sekarang. Ya sekarang aku pindah, baru sekitar 6 bulan aku bersekolah di sekolah baruku, yaitu SMAN 2 Bogor. Semuanya terasa berbeda, namun asyik juga. Karena aku juga harus terbiasa dengan keberadaanku disekolah ini, yang dari sistem dan segalanya saja sudah jauh berbeda. Tapi, aku senang. Masa SMA ku terasa berwarna, bisa merasakan hidup di 2 sekolah yang berbeda, sangat jauh berbeda. Nanti, aku bakal cerita tentang kelas baruku. Udah dulu ya. Sampai ketemu nanti! 

Rintihan Jiwa

Ujung jemariku menyentuh jiwanya
Jiwanya yang sehalus kapas
Selembut sutra dari surga
Seharum mawar yang bermekaran
Namun...
Aku tak mampu lagi melepaskan sentuhanku
Seperti ada magnet yang terhubung diantara kami
Magnet kehidupan yang berakar dari cinta
Beribu kali kucoba lepaskan namun selalu gagal
Energiku terasa habis dibuatnya, jiwaku terasa ikut terbakar, takut akan keindahan jiwanya yang membuatku hatiku buta, membuat jiwaku lumpuh, membuat hidupku tak normal

Sesak kurasa didada, menahannya hingga luapan air mata jadi korbannya
Segumpalan amarah ku tahan, dengan hati mengeras dan tak berdaya
Kuasa Tuhan macam apa ini? 
Mengapa aku tak kuasa tuk berpindah?
Mengapa aku tak kuasa berjalan dari roda kehidupan yang tak manusiawi ini?
Apa aku akan terus terikat disini?
Menyaksikan tubuhku, jiwaku, semuanya hancur satu persatu
Membiarkan angin menghempaskannya kemanapun 
Seperti yang dilakukannya, menghempaskan perasaanku ke arena perang nan berbahaya
Apakah aku hanya akan menyaksikannya? 
Tak ada jawaban bahkan hingga saat ini,
Hingga sungai kehidupan mengering..
Dan panas matahari terasa dingin...


Balqis Fauzira Adawinsa Putri, May 31st 2016, 8:17 PM.

Senin, 30 Mei 2016

Sedingin Es, Sekuat Baja, Semahal Emas & Semisterius harta karun.

  Hai! Good morning! Hahaha, bingung ya sama judulnya. Sekarang, aku bakal cerita-cerita tentang seseorang itu. Sama kayak yang aku bilang, dia emang sedingin itu, tapi sebenarnya dia juga sesosok orang yang berkepribadian hangat, sama seperti dispenser, asalkan tau cara makenya, pasti bisa bedain kapan waktu yang tepat untuk milih dingin atau hangatnya.

   Dia memang bukan satu-satunya cowok yang ada dihidupku, tapi entah mengapa, hanya dia yang meninggalkan perasaan mendalam. Luka mendalam. Rasa ingin tahu yang mendalam. Walaupun aku tau, pasti rasanya bakal sakit banget kalo masih tetep batu kayak gini. Dia itu beda, dia emang dingin, tapi dia sekuat baja, mentalnya, pemikirannya yang beda, itu adalah daya tariknya. Beberapa kali aku curhat sama dia, dia gapernah muluk-muluk kalo ngasih saran, sedikit, tapi emang bener. Aku inget banget, dia pernah kasih saran tentang pacaran, karena kebetulan, dia itu udah seperti kakak sendiri, jadi aku sering cerita banyak... Ya walaupun sebenarnya, aku menganggapnya lebih dari itu. Dia pernah bilang gini, 
"Pacaran itu ya buat senang-senang, kalau emang lu nya ganyaman ngapain? Sakit iya. Dosa iya. Seneng kagak. Buang-buang waktu sama tenaga." Kata-kata itu tuh selalu terngiang-ngiang, bener banget soalnya. Dan lagi-lagi, kata-kata dia yang ini tuh malah bikin aku makin jatuh cinta. Dia juga buat emas seperti aku, one day, my friend ever told me something "buat dapetin emas itu susah zir, tapi kalo cari batu gampang. ya kan?" Maksud dia itu, buat mencari orang yang seperti emas itu gak gampang, dan buat aku, emas itu dia. Dan dapetin emas itu gak semudah itu. Gak kayak nyari batu, gausah nyari juga, pasti bakal ada disekitar kita. Kadang aku mikir, buat apa galau gajelas, buat apa aku tetap menulis kata-kata cinta, kalau pada akhirnya, aku bakalan cuman sakit hati. Tapi entah kenapa, aku malah semakin pengen nyoba. Karena dia itu misterius. Dia gapernah nunjukin rasa sayangnya, karena lagi-lagi, teman saya juga pernah bilang, kalo dia itu sebenarnya udah usaha, cuman dia lakuin dibelakang layar, dan sekarang, cewek itu selalu butuh tindakan nyata, dimana dia itu orangnya gak kayak gitu.


  Aku kenal dia saat SMA. Dari awal pertama kali liat, dia udah punya sesuatu yang beda, dia berkarisma, good looking, famous, but he's not arrogant like the other guys in my life. Sejak pertama ngeliat dia bicara, aku tau, dia udah beda, dia tau cara menyelesaikan masalah, tanpa otot, tapi dengan otak. Kalau emang harus pakai teriak-teriak, dia bakal teriak, tapi dia selalu dengan tenangnya, bicara aja, dengan gaya yang sebenarnya dia pernah bilang "kalo mau jadi pemimpin itu, ya harus keliatan pinter kalo ngomong depan umum. Gua udah kayak gitu blm? Kalo blm, berarti gua gagal" hahaha. Tapi emang bener. Dia emang keliatan smart banget. Gimana nggak, adek kelas bahkan anak seangkatannya gak suka sama dia? Tapi lagi-lagi, dia itu misterius. Dan buat dia, cewek itu bukan sesuatu yang mudah. Dia lebih milih buat main games, kata dia less stress. Hmm, keseluruhan, semua yang ada di diri dia, aku suka, dan walaupun ada yang gak aku suka, justru itulah yang bikin aku masih bertahan sampai sekarang, karena dia itu punya pemikiran yang beda sama kita semua, susah sekali dibaca pikirannya, dia bukan orang yang ekspresif dan gamau kalo orang-orang tau tentang privasinya. Semua orang juga gaakan mau tau. Tapi... Dia tuh gitu deh hahahaha.


  Berkali-kali aku dibuat jatuh bangun sama dia, tapi aku tetep coba buat bangun, aku yakin, dia pasti yang terbaik. Tapi aku juga bakal hanya ngekeep ini buat aku, dan aku juga nyadar kalau aku sering jahat, karena sekuat apapun usaha aku buat move on, dengan orang yang jauh lebih baik dan lebih sayang sama aku daripada diri aku sendiripun, aku tetap gabisa. Lagi-lagi pada akhirnya tergila-gilanya sama dia. Aku takut sebenernya. Karena ada orang favorite aku yang pernah ngomong kayak gini, 
"Jangan terlalu menggantungkan harapan sama dia. Karena biasanya pada akhirnya kalau kamu terlalu berharap, akhirnya bakal kecewa" hiks. Bener banget sih. Tapi ya... Gitu deh. Aku susah jelasinnya. Aku udah bilang kan kalo dia itu susah di describenya? Hahahaha. Okay, udah dulu ya. Good bye! 

    


  

Perjalanan Panjang

  Forget about the last thing i told you in the previous post, now, i will tell y'all about my long journey, but i will just make it sure, idk how long will i write it down, so.. just stay tune!

   Perjalanan hidup itu adalah perjalanan kita menembus ruang dan waktu selama kita senantiasa dengan mudahnya bernafas. Alhamdulillah. Perjalanan hidupku, bisa dibilang tidak semudah itu. Banyak hal yang harus aku lalui, ups and down just like how life supposed to be, ya gitulah kira-kira. Tau gak rasanya hidup, tapi kadang jiwa berasa kosong? Nah, seperti itulah untuk mendeskripsikan hidupku.

    Aku lahir tanggal 7 Juni 1999, di Bogor, saat itu, Allah telah mengadiahi kedua orang tuaku dengan kelahiranku, seorang anak perempuan, yang mereka harap akan secantik namanya Balqis, yang aku yakini sampai sekarang, bahwa Allah tidak pernah salah memilih mereka, dan aku juga tak ada hak untuk menolak apalagi sampai menyesal, karena sejatinya, mereka adalah hal terindah yang pernah aku punya.  Dengan  seorang kakak yang berbeda 4 tahun dariku, seorang kakak laki-laki yang sejatinya menjadi tempat berlindung untukku, dikala aku sedih maupun butuh tempat mengadu. 

   Belajar dari kehidupan Nabi Yusuf, yang dijahati keluarganya, namun tetap tabah, dan Allah pun akhirnya menolong dia, dengan Subhanallahnya, belajar dari Rasulullah SAW, yang dihujat, bahkan sampai dilempari kotoran, tapi tetap tersenyum dan baik hati.. Mereka semua inspirasiku. Aku malu, kalau dengan masalah yang sekarang aku hadapi, yang masih sedikit untuk dibilang PERJALANAN PANJANG, dibanding mereka, aku bukan apa-apa. Aku pun iri dengan kesetiakawanan Abu bakar kepada Rasulullah SAW, Apapun yang terjadi, melindungi Rasulullah SAW adalah wajib baginya, kapan aku ditakdirkan mendapat seorang sahabat seperti itu? Sering terpikir begitu. Namun aku tau, teman-temanku, pun, sudah lebih dari cukup. Sekarang, kita hanya perlu belajar bersyukur, dimulai dari menghargai hal kecil. 

  Saat itu, dikeheningan hari dan jiwa yang kosong. Aku, seorang gadis, belum genap 9 tahun saja, aku sudah merasa hidup itu adalah hal tersulit. Pikiranku memang tak pernah sama dengan remaja seumuranku. Masalah yang menimpa, membuat kita semakin dewasa, begitupun aku. Aku tak bisa memilih, dimana pada akhirnya aku hanya menjalani, dan meyakini, bahwa ini hanyalah Tujuan Allah, yang mana membuatku untuk menjadi kuat, mendidikku supaya berani, dan mengajarkanku the value of life. 

  Untuk Anak-Anak Broken Home diluar sana, percayalah, Hidup itu tidak sesulit itu, kok, asalkan kalian juga mau berusaha dan jangan pernah lupa kalau Allah selalu bersama kita. Caranya memberi masalah, mungkin hanya maksud dari kerinduanNya akan kita yang sudah lama sekali meninggalkannya dan melupakan panggilanNya. Jangan pernah juga menyalahkan orang tua kalian, mereka tidak salah, setidaknya, tanpa mereka, kalian tidak akan disini sekarang, menjalani kehidupan yang begitu berwarna. Walaupun aku tau, kadang kalian berdoa agar kalian tidak ada saja kan? Tenanglah, kalian tak sendiri. Ada aku. Ada Allah. Pernah suatu hari aku menangis, merasa Allah sangat tidak adil, mengapa hanya aku? Mengapa Allah begitu jahat? Tapi, aku menyesalinya dikemudian hari, karena aku sadar, aku ini termasuk orang yang beruntung. Lihatlah, orang-orang diluar sana belum tentu sekuat kita, belum tentu semandiri kita, dan ingat ini masih awal dari Perjalanan Panjang kita. Percayalah bahwa selalu ada Allah disisi kita. 

   Broken Family is not broken when you know, the whole family are loving each other and maybe, we 
are just having a different ways to show it and trust me, everyone deserves to be happy, but in a million ways, and i believe that someday, the tears, the night thought, or even the bad thought about leave our life will turn to be a good thing, but once again, we just need to wait. Because there'll always a rain before a rainbow. And there'll always an appreciate after a lot of efforts that we have put on. Cheer up! 

   Maaf i write a lot. Sebenernya, ini tuh diari berjalan aku hahahaha. 

Cinta dan Rasa Sakit

   Hai! Selamat malam. Hmm.. Menurut kalian cinta itu apa sih? I had an arguement with my friend, a long time ago, he said that "you're too young to understand love" Well, guys, menurutku, Kesadaran seseorang sama cinta itu gak bisa ditolak ukur sama umur seseorang. Karena tanpa kita sadari, seringkali kedewasaan itu gak sebanding sama umur seseorang. Maksudku, kita gak bisa menghakimi seseorang hanya dari umurnya, bisa jadi seseorang yang lebih muda dari kita, justru lebih dewasa daripada kita, begitupun sebaliknya untuk orang yang lebih dewasa dari kita. Apalagi Cinta. Kalau untuk aku, saat aku mendengar cinta, yang ada didalam benakku itu rasa sakit, tapi rasa sakit yang memang sewajarnya ada, dan malah aku ingin meminta lebih.

   Bicara tentang Cinta, Cinta itu bukan hanya rasa suka atau sayang kita sama seorang cewek/cowok, tapi Rasa Cinta itu adalah perasaan wajar yang pasti dimiliki sama seseorang, suatu hal lumrah dalam kehidupan manusia, seperti layaknya saat kita masih kecil, bagi kita Cinta itu adalah Keluarga, sampai sekarang pun begitu. Namun, seiring berjalannya waktu, dan semakin bertambah dewasanya kita, Cinta dalam bentuk anugrah, sebuah perasaan terhadap lawan jenis pun mulai menghantui. 

   Untukku, Rasa cinta dan sakit hati itu adalah satu paket yang pasti aku dapatkan, dimana aku tak akan bisa mendapatkannya secara terpisah dan cuma-cuma, harus dengan usaha yang bertubi-tubi, walaupun ada bom sekalipun dihati kita, yang membuatnya hancur berkeping-keping hingga tak bersisa. Bagiku, Cinta itu seperti Narkoba. Kau tau itu salah, kau tau kau akan terluka, tapi justru itulah yang membuatmu tetap mencobanya, bahkan ketagihan tak karuan, hidup pun seakan tak akan bisa berjalan mulus tanpa hal tersebut. Sesakit apapun itu, seperih apapun luka yang ditinggalkan, seberat apapun cobaan yang akan dihadapi, kau tetap melaluinya, walau harus dengan peluh dan air mata yang menemani. 


  Suatu hari, seorang teman baikku pun berkata, perasaan suka sam orang itu adalah hal wajar, itu adalah anugerah yang gak bisa kita lepas, kita cuman harus tau gimana ngendaliinnya sehingga berujung baik sama hidup kita. Bersyukurlah kita bisa suka sama orang, karena kalo nggak, hidup tuh gak ada rasanya. Kaya main pistol, gaada pelurunya. Kaya main games, tapi gaada gambarnya. Aneh.  Aku setuju banget sih sama dia, bener kan? Kalian juga setuju ya?  Aku bilang gini, karena aku tau.. Aku ngerasain berkali-kali, gimana rasanya jatuh bangun dalam hidup percintaan, aku emang masih 16 tahun jalan 17 tahun sih, tapi pemikiran aku gak semuda itu, soalnya dari kecil, Mungkin Allah sayang banget sama aku, jadi aku dibiarin berusaha dari masih kecil banget. 

   Kalo bicara tentang Perasaan suka sama seseorang, aku punya seseorang yang meninggalkan luka, kenangan, dan perasaan mendalam. Sampai sekarang. Dia beda dan itu yang bikin aku makin ingin didekatnya, walaupun dia terus menghindar dengan seribu caranya, walaupun harus disakitin berkali-kali. 

    PENASARAN KAN SIAPA DIA? Next chapter ya, lusa atau besok aku bakal cerita. soalnya kalo sekarang, bisa berapa panjang coba. Dia itu susah di describe soalnya. Hahahah.

   

Life and Choosing

Hidup dan Pilihan. Kira-kira apa yang ada dipikiran kalian pas denger kata-kata kayak gitu?

   Well, Hidup itu buat aku sesuatu yang aku sangat syukuri sampai saat ini. Dengan diberikannya kesempatan untuk aku melihat dunia, yang ternyata tak semudah dan seindah yang aku impikan, namun lebih banyak kepahitan dan ketersiksaan. Tapi terlepas dari semua itu, aku tetap bersyukur. Aku masih diberi kesempatan bertemu dengan orang-orang baik disekitarku, dan belajar untuk memahami perbedaan sifat dan sikap orang-orang disekitarku. 
   
    Hidup dan Pilihan adalah dua hal yang saling berkaitan. Dalam hidup, kita harus bisa memilih dan menentukan, apa yang baik dan buruk untuk hidup kita. Namun terkadang memilih itu hal yang paling sulit yang harus dilakukan, sometimes it makes me dizzy just to think about that. Kadang, apa yang kita pilih, yang menurut keyakinan kita sendiri itu baik, menurut orang lain belum tentu baik juga. Tak semua orang memiliki pendapat yang sama dengan kita, nah itulah hidup. That's why i told you, Life and Choose are related. Aku bicara disini bukan untuk menggurui, apalagi menghakimi, tapi aku bercerita mengenai pandanganku tentang Hidup dan Pilihan yang kadang membuatku gila. Seringkali aku menentukan pilihan yang menurutku tak sesuai jalan dengan akal sehatku, namun aku harus tetap melaluinya, karena jika tidak, i can't survive. 


  Untuk kali ini, sebagai pembuka, aku cuman mau bilang itu aja dulu, next chapter, abis ini juga aku bakal cerita. Makasih ya buat yang udah baca! Aku berharap kalian suka sama diary berjalan aku ini! Tapi sedih ya btw, blog aku isinya pada ilang hiks. Bye!