Meringkuk, menahan pedih yang sepertinya telah ia tahan begitu lama
Dahinya bertabrakan dengan lutut kecilnya sebari menutupi wajahnya yang memerah,
Tangisan demi tangisan ia keluarkan,
tubuh mungilnya terlihat sangat menyedikan
sendirian, tanpa seorang pun disampingnya..
entah tentang penampilan ataupun masa lalu kelam yang selalu menghantui sang empunya.
Berat rasanya, menghirup nafas disaat jiwa terasa terbelenggu oleh kegelapan sang malam
terbakar habis oleh lahapan api neraka, yang hanya menyisakan luka
Tanpa sadar, aku telah hidup dalam ketakutanku
Meraung-raung untuk kefanaan dunia semata
Mengosongi jiwa yang butuh dekapan
Mengantongi kebencian setan yang menyesatkan
ku habiskan air mata hanya untuk kekhawatiran tak berfaedah
menyiksa jiwa raga demi kebahagiaan ilusi semata
aku terlalu takut pada kelemahan diri sendiri; hingga lupa bahwa ada kekuatan disitu
bangkit, ucap hati tanpa henti
tiada tara aku mencoba, namun awan hitam itu terus menutupi cahaya terang dihidupku...
hingga aku tak tahu lagi,
dan dia,
tumbuh semakin hebat,
menghabisi semua semangat dan harapan untuk bangkit.